Kita tak mungkin bersama…

Sudahlah Pi, kita tak mungkin bisa bersama. Saya tau, kamu tulus memberikan segalanya buat saya, tapi percuma saja. Bukannya saya ga suka sama kamu, bukannya saya ga peduli sama kamu, bukan pula saya tega sama kamu karena mengacuhkan kamu.

Tapi Pi, cinta dan sayang itu tidak boleh ada yang tersakiti. Apalah artinya cinta dan sayang kalau harus ada yang tersakiti. Dalam hal ini saya Pi, saya hanya manusia biasa yang juga punya rasa. Saya tak ingin tersakiti jika harus bersama dengan kamu Pi.

Percayalah Pi, di luar sana, kamu pasti akan mendapatkan orang-orang yang justru lebih baik dari saya, lebih bisa menikmati kamu, lebih bisa manjain kamu. Saya yakin Pi, bukan hanya golongan orang2 seperti saya saja Pi yang menginginkan kamu. Presiden, Menteri, Dokter, Insinyur, Manajer, Ustadz, Kyai, pasti mau sama kamu Pi. Mereka pasti akan tergoda akan aromamu Pi. Jadi, percayalah Pi, tanpa harus dengan saya, kamu justru akan mendapatkan yang lebih baik.

Okelah Pi. Mudah-mudahan ini bisa menjadi bukti nyata bahwa jika kita bersama, justru bukan kabahagiaan yang kita rasakan, tapi sebaliknya. Kemarin Pi, saya coba menikmati kamu. Saya lakukan dengan niat dan penuh cinta demi melihatmu bahagia Pi. Tapi tahukah kamu Pi apa yang terjadi????

Seharian saya didemo Pi karena mencicipi kamu. Bahkan demonya menjurus anarkis. Mereka tak bisa dikompromi lagi Pi. Jadi saya mohon dengan sangat Pi, demi kebaikan bersama, lebih baik kita ga pernah bersama. Biarkan aku sendiri, dan kamu silakan bersama yang lain, yang lebih bisa menerima kamu dan menghargai kamu.

Sekali lagi, saya mohon maaf sama kamu Pi, karena saya menganggap kamu ga ada, saya menyesal karena ga bisa menerimamu, tapi apalah daya Pi … Maaf….

Jreng-jreng,, serius amat bacanya….

Ini lho, curahan hati saya buat yang namanya si KOPI yang katanya nikmat rasanya. Tapi tidak dengan saya. Entah kenapa saya ko ga bisa menikmati kopi. Ga tau kenapa saya dan kopi enggan untuk bersahabat. Pengen rasanya seperti yang lain, yang bisa menikmati kopi. Sampai akhirnya kemaren saya memberanikan diri untuk mencoba menikmatinya. Dan tau apa hasilnya???

Alhasil, seperti apa yang saya tuliskan di atas tadi. Semua penghuni perut saya pada demo. Entahlah siapa saja penghuni perut ini, sehingga tega-teganya menolak kedatangan si Kopi yang kental manis ini.

“Turunkan harga sembako, turunkan harga BBM, perbaiki perekonomian negeri ini, tingkatkan mutu pendidikan negeri ini, berantas Teroris dari bumi pertiwi ini” Mungkin seperti itu teriakan2 para pendemo yang ada di dalam perut saya ini… (ngawur.com)

Perut saya, astaghfirullaah… Seharian gemlutuk-gemlutuk terus, seperti suara air mendidih gitu. Duduk ga tenang, berdiri ga tenang. Bawaanya pengen lari ke toilet mulu. Seharian kemaren, berkali-kali saya harus lari bolak-balik ke toilet buat nenangin para pendemo dalam perut. Fuuh,, dan ternyata itu adalah efek dari Kopi yang saya minum tadi paginya.

Entahlah, apa ada yang salah ya dengan komposisi tubuh saya? Perasaan sama deh sama yang lain. Apa perlu diperiksain ke dokter?? Ah buang-buang duit saja, mending duitnya buat beli pulsa biyar bisa tetep OL.. hehehe

Ya sudahlah, mungkin sudah jodohnya ga bersahabat sama kopi. Tak masalah, alhamdulillahnya masih bisa bersahabat dengan air mineral, dan teh juga masih bisa saya nikmati. Ga kebayang deh jika sampai ga bisa menikmati semuanya… 😀

So, silahkan nikmati kopi anda di pagi hari yang mendung ini, semoga hari ini kita bahagia dan tentunya barokah. Nikmati apa yang bisa diminum (tentunya yang halal), karena minuman itu merupakan nikmat dari Allah dan wajib untuk kita syukuri.

Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? (Yaseen: 73)

Melihat kopi pun ga mau, sampai ga mau masang gambar kopi di sini… 😀

Tags: Air, Bumiayu, Cerita, Dewasa, Hujan, Kopi, Liburan, Pagi, Putih, Sirampog, Susu, Teh