Tumbuhkan Semangat Nasionalisme untuk Indonesia Jaya

Menilik sejarah perjuangan bangsa ini, kita akan bertemu generasi 1900-an yang mempelopori kebangkitan nasional dengan terbentuknya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai organisasi yang bisa dikatakan sebagai titik awal terbentuknya organisasi yang bersifat nasional. Dilanjutkan dengan perjuangan generasi 1928 yang berhasil mempelopori persatuan nasional melalui Sumpah Pemuda. Dari dua peristiwa penting itu, maka terwujudlah kemerdekaan pada tahun 1945.

Dua peristiwa besar pada tahun 1908 dan 1928, yang merupakan akar dari semangat perjuangan menuju gerbang kemerdekaan, keduanya muncul karena adanya rasa kebersamaan, semangat persatuan dan kesatuan, tak memandang suku, ras, etnis, semuanya merasa memiliki satu cita-cita yaitu memperjuangkan terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Jadi bisa dikatakan bahwa, kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa ini pada waktu itu, adalah karena semangat persatuan dan kesatuan dari seluruh masyarakat bangsa ini. Dari berbagai macam ras, suku, golongan, etnik, agama, semuanya bersatu, terhimpun dalam satu kekuatan demi tercapainya kemerdekaan bangsa Indonesia. Peristiwa besar tahun 1908, telah melahirkan semangat nasionalisme yang begitu besar. Di jiwa dan raga mereka hanya ada satu nama yaitu Indonesia.

Kita masuk pada kenyataan yang terjadi saat ini. Seharusnya momentum sejarah besar lahirnya kebangkitan nasional, bisa menjadi contoh dan bukti konkrit betapa besar pengaruhnya persatuan dan kesatuan dalam mewujudkan cita-cita bangsa ini. Hal itu sudah terbukti, bahwa perjuangan rakyat Indonesia sebelum lahirnya Boedi Oetomo, pada saat itu masih bersifat kedaerahan. Dan hasilnya, jauh dari harapan untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa ini. Namun setelah berdirinya Boedi Oetomo, dengan semangat persatuan dan kesatuan, dari berbagai daerah melebur menjadi satu, perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan pun bisa tercapai. Itulah bukti betapa besarnya pengaruh dari persatuan dan kesatuan.

Namun yang terjadi akhir-akhir ini, semangat persatuan dan kesatuan dalam masyarakat bangsa ini, perlahan-lahan semakin terkikis. Dan bila dibiarkan terus menerus, bisa jadi suatu saat nanti akan bertambah rapuh.

Semangat nasionalisme yang ditunjukkan oleh generasi-generasi terdahulu, kini seolah hilang ditelan masa. Apalagi bagi para generasi mudanya, yang memiliki ego sangat tinggi. Ini akan sangat berbahaya untuk kemajuan bangsa. Bisa diambil contoh, mungkin pada masa dulu, ketika ada yang bersenggolan entah di jalan atau dimanapun, meskipun belum saling mengenal, mereka saling berebut untuk meminta maaf sambil melempar senyuman. Tapi bila melihat keadaan sekarang,  meskipun tidak semuanya, namun seolah slogan “Senggol bacok” kerap diutamakan. Tak ayal, kerusuhan hanya karena persoalan yang sepele saja kerap melanda di masyarakat negeri ini. Mereka tak lagi menghormati kekayaan bangsa yang memiliki beraneka ragam perbedaan ini.

Semangat nasionalisme, kecintaan kepada tanah air, hendaknya dipupuk sejak sedini mungkin, sehingga nantinya akan tercipta generasi-generasi yang dapat menjadikan negara ini menjadi negara yang kuat dan maju.

Ada beberapa faktor yang mungkin bisa dilakukan untuk bisa menumbuhkan semangat nasionalisme semenjak dini.

1. Faktor Keluarga

Keluarga memang memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan anggota keluarganya. Begitu pula dalam pengembangan nasionalisme. Hendaknya ajarkan pada anak-anak semenjak dini untuk bisa lebih tahu banyak tentang negaranya, tentang bagaimana sejarah perjuangannya, mengenalkan pada anak-anak tentang pahlawan-pahlawan kemerdekaan ataupun orang-orang yang berjasa bagi bangsa dan negara. Mengajak kepada anak untuk lebih sering mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan museum-museum. Ini juga secara tidak langsung dapat menuntut orang tua untuk bisa belajar lagi lebih banyak mencintai tanah air ini, sebab mereka memiliki kewajiban untuk mengajarkan kepada anak-anaknya mengenai kecintaan pada tanah air dan bangsa.

2. Faktor Lingkungan

Setelah keluarga, keluar sedikit adalah lingkungan. Lingkungan juga memiliki peranan yang sangat besar dalam menciptakan perkembangan pola pikir masyarakat, terutama anak-anak. Anak-anak dalam usianya yang masih labil, akan mudah sekali dipengaruhi oleh lingkungan. Sehingga di sini diharapkan dapat menciptakan suasana lingkungan yang dapat mengajarkan kepada anak-anak ataupun generasi mudanya untuk bisa memiliki semangat nasionalisme.

Bagaimana dapat menciptakan lingkungan yang bisa mengajarkan kepada generasi muda memiliki kecintaan kepada tanah air? Tentu saja salah satu faktornya adalah keteladanan dari pada generasi pendahulunya yaitu generasi sekarang kita ini, yang merasa sebagai yang dituakan karena sudah memiliki generasi peneruh, entah itu anak-anak kita, adik-adik ataupun yang lainnya. Jangan harap anak-anak kita, adik-adik kita, generasi muda penerus kita akan memiliki semangat cinta tanah air, kalau kitanya saja tidak memberikan contoh bagaimana mencintai tanah air ini kepada mereka. Sehingga, melihat fenomena yang terjadi sekarang ini, misalnya anak-anak sekarang lebih hafal dan kenal tentang lagu-lagu yang seharusnya bukan layak untuk dikonsumsi daripada dengan lagu-lagu nasional, itu tidak sepenuhnya harus disalahkan kepada anak-anak ataupun generasi mudanya, tapi akan lebih bijak bila bertanya dulu pada diri sendiri, apakah kita juga sudah memberikan contoh yang baik kepada generasi penerus tentang kecintaan kepada tanah air dan bangsa?

Jadi, lingkungan juga memiliki peranan yang penting untuk bisa menumbuhkan semangat nasionalisme semenjak dini, terutama melalui pendidikan keteladanan.

3. Media

Arus media sekarang ini sudah tidak bisa dibendung lagi penyebarannya. Perkembangannya sangat pesat dan mudah diakses oleh siapapun. Melihat perkembangannya yang begitu pesat dan mudah untuk diakses, media pun bisa memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkan semangat nasionalisme.

Jika masyarakat kita sadar akan perkembangan media dapat membentuk semangat nasionalisme, maka hendaknya semua pihak saling bekerjasama untuk bisa memberikan wacana-wacana yang dapat menumbuhkan semangat kecintaan kepada tanah air melalui media ini.

Kita lihat yang terjadi di masyarakat sekarang ini, sangat jarang sekali media-media baik itu cetak, elektronik yang memberikan wacana ataupun menayangkan acara-acara yang dapat menumbuhkan nasionalisme pada masyarakat. Kita ambil contoh yang paling mudah misalnya di media televisi nasional kita. Ada berapa banyak acara yang sifatnya mendidik penontonnya? Sangat jarang sekali, dan kebanyakan berisi hiburan-hiburan semata. Padahal jika semua masyarakatnya sadar akan pentingnya peranan media dalam perkembangan suatu masyarakat, tentu saja semua pihak akan saling berusaha untuk bisa menampilkan tayangan-tayangan yang lebih bermutu dan mendidik.

Jadi, suatu negara akan bisa menjadi kuat dan maju, bila masyarakatnya memiliki semangat nasionalisme yang tinggi. Memiliki rasa cinta kepada tanah air dan bangsa melebihi kecintaan atas dasar ras, suku ataupun golongan.

Mari kita para orang tua, untuk bisa mengajarkan putra-putrinya untuk bisa lebih mengenal tentang Indonesia, kita bimbing putra-putri kita agar bisa berjalan sesuai dengan arah yang benar, agar bisa memilih tontonan-tontonan yang baik. Bagi kita generasi mudanya, buang sifat egoisme jauh-jauh. Kita harus bisa mencontoh pemuda-pemuda pada era perjuangan dulu. Pemuda bersatu maka kemerdekaan pun bisa diraih. Kita harus menyiapkan segalanya untuk menerima estafet perjuangan mereka. Pemuda adalah harapan bangsa, pemuda adalah tulang punggung bangsa.  Maka benar juga semboyan “Kridaning Taruna Manggalaning Nagari”, maju mundurnya negara tergantung pada pemudanya.  Jika pemudanya bersatu, maka kemajuan bangsa ini pun bisa kita wujudkan.

Bangunlah Indonesia, kami masih ada di sini untuk mengepakkan sayap garudamu….!!!

Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Indonesia Bangkit di BlogCamp

17 comments

  1. mechtadeera · · Reply

    Siip..kumplit nih…calon juara deh kaya’nya 🙂

    1. huwahaha..
      aaamiin deehh mba,,,
      ohya, blogdetik lagi eror ya mba, ko ga bisa komen di situ.. 😦

  2. Saya telah membaca dengan seksama artikel diatas.
    Akan segera saya daftar
    Terima kasih atas partisipasi sahabat
    Salam hangat dari Surabaya

    1. maturnuwun pakdhe..
      salaam

  3. Satu lagi, mungkin faktor pendidikan yang lebih mengedepankan pembentukan karakter, mental, dan watak. Dan bukan sekedar mengejar ‘nilai ijazah’ dengan menghalalkan berbagai cara.

  4. lozz akbar · · Reply

    budaya dan pemuda menurut saya adalah tiang punggung negara Kang. Kalau budaya wis gak dicintai dan pemudanya juga gak mau peduli.. yo wis tunggu saja kehancuran bangsa tersebut.

    Semoga kita semua bisa segera membangunkan ibu pertiwi dari tidurnya yang cukup lama.

    sukses kontese Kang

  5. Kunjungan malam, dan salam kenal dari Bengkel Bangun

  6. Ely Meyer · · Reply

    sukses ya dgn kontesnya

  7. Merdeka!! 😀
    tenang aje bang Brur, kalo abang nyenggol Nay dijalan, bakal nay bilang “senggol aye lagi doong bang” :p hahahahahhaa

  8. generasi muda pada masa perjuangan mmg luar biasa sekali bila dibandingkan dengan jaman sesudah kemerdekaan sekarang ini…..
    sukses yach kontesnya !

  9. Ummu El Nurien · · Reply

    nilai nilai agama juga sangat penting ditanamkan. karena bersatu adalah salah satu ajaran agama. sebaliknya walaupun bersatu tapi tak shalat, perlahan tapi pasti juga akan menyebabkan kehancuran Negara.

    semangat…..

  10. mabruri kalau ikutan kontes, memang tulisannya layak untuk kontes.

  11. tulisannya bagus mas, semoga jadi juara ya

  12. jadi ini ngontes toh om? waah.. sukses lah :nyengir:

  13. ali wafa · · Reply

    smoga sukses ikut kontes,,,,,,!
    dan mudah”an nasionalisme tetap tertanam dlam jiwa pmuda indonisia
    merdekaaa,,,,,!

  14. MERDEKA !!
    JGN SAMPAI NEGERI KITA DI JAJAH LAGI. . 😀

Leave a reply to Ummu El Nurien Cancel reply