Gurindam Muharam dalam 33

Layar terkembang tanda dibuka
Ku awali salam sebagai pembuka

Kalaulah Dzulhijjah telah berakhir
Kini Muharam datang menghampir

Bila berjuta harap telah terpatri
Berusahalah semoga terwujud di tahun ini

Tak usah disesal yang telah terjadi
Jadikan pelajaran di lain hari

Bila selalu terkenang masa lalu
Kau kan terbelenggu dan tak kan maju

Bila masa lalu berlumur dosa
Segera bertobat pada yang Kuasa

Bila harta telah berlipat-lipat
Lihat nisab untuk segera berzakat

Buka mata buka hati
Agar tercapai ridho Illahi

Tetap berpedoman pada agama
Agar hidup sentosa selamanya

Meskipun tangan tak mampu berjabat
Ku sampaikan salam sebagai pengikat

Kalaulah Allah telah berkenan
Kita kan jumpa di lain kesempatan

Bila Dzulhijjah telah meninggalkan
Selamat tahun baru hijriyah aku sampaikan

******

Sebelas hal baru tentang Saya dan Keluarga

Sejak kepergian almarhumah adik, belum pernah poto keluarga lagi. Ini yang terbaru, saat idul fitri lalu. (Dari kiri: Bapak, nenek, & Ibu. Yg berkerudung putih, tamu. Sedangkan saya yg motret :D)

1. Dalam keluarga, kini tinggal 3 anggota keluarga, yaitu Bapak, Ibu serta saya sendiri, setelah Adik dipanggil terlebih dahulu oleh Allah SWT.
2. Bapak & Ibu menjadi lebih perhatian sama saya. Mungkin karena tinggal satu-satunya harapan mereka.
3. Kepergian adik, kini diganti oleh nenek dari pihak Bapak dalam keluarga. Ya, semenjak adik telah tiada di dunia, biar suasana rumah tidak sepi, akhirnya nenek yang dulu ikut tinggal bersama anaknya yang paling terakhir, kini memilih tinggal bersama kami.
4. Sekarang Ibu lebih sering nungguin buat makan bareng saya dari pada makan bareng sama Bapak, kalau pas jam makan, saya belum ada di rumah.
5. Dalam bulan sebelas ini, sahabat-sahabat dari “Gnatyx“, 3 diantaranya mendahului saya untuk menjalani kehidupan baru dalam bingkai rumah tangga, yaitu Ms. Aerobi, Mba Lia & Mba Melda. Dan terhitung setelah ‘Idul Fitri kemarin, sudah 5 sahabat “Gnatyx” telah mendahului saya dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Selamat buat semuanya.. 😀
6. Berangkat dari point ke 4 di atas, akhirnya kanan kiri depan belakang, sudah banyak yang menanyakan “Kapan nyusul mereka menikah”, ada pula yang mengajukan “Tuh, anaknya pak ini punya anak perempuan”. Jawaban saya sementara, “iya, terimakasih, tunggu aja ya” 😀
7. Lagi mencoba berinvestasi di bidang ternak (sapi), dan suatu saat ingin terjun sendiri secara langsung.
8. Belum genap sebulan ini, sedang belajar ngeblog di Blogspot. Isinya hanya berupa keisengan jeprat-jeprat kamera saya. 😀
9. Jadi lebih sering tidur di ruang tengah atau ruang keluarga. Biasanya setelah isya, kami kumpul di situ sambil nonton tivi dan saya yang paling terakhir tidur, bahkan seringnya tertidur di situ, sampai-sampai bukan saya yang nonton tv, tapi kebalik TV-nya yang nonton saya. 😀
10. Baru pertama kali bertemu langsung, bertatap muka dengan anggota keluarga baru, yaitu suami dari kakak sepupu dan juga keponakan saya. Semenjak mereka menikah hingga sekarang sudah mau punya 2 anak, baru sekali bertemu. Itu dikarenakan mereka tinggalnya di Batam.
11. Sedang menjalankan program “Indahnya Berbagi” bersama para sahabat, yang salah satu tujuannya untuk lebih mempererat tali persahabatan dan silaturahim dengan sesama.

Sebelas janji untuk diri sendiri, cita-cita dan harapan di 1433 H

1. Ingin lebih meningkatkan Ibadah kepada Allah SWT
2. Ingin lebih disiplin, terutama masalah “waktu”, dan yang paling utama, ingin mengutamakan shalat tepat pada waktunya.
3. Berusaha untuk menjadi anak yang lebih baik lagi bagi orang tua
4. Ingin mengurangi kebiasaan buruk, tidur lagi setelah shalat shubuh. Ini kok ya rasanya berat sekali, tapi mulai saat ini, insya Allah akan diusahakan untuk tidak tidur lagi setelah subuhan.
5. Lebih peka lagi terhadap lingkungan, karena dengan lebih peka terhadap lingkungan, dengan lebih membuka mata hati, bisa memberi pelajaran untuk lebih bersyukur lagi kepada Allah SWT.
6. Ingin sekali sering berkunjung ke rumah saudara-saudara yang jauh ataupun juga berkunjung ke rumah para sahabat-sahabat. Minimal sebulan sekali, tiada lain untuk lebih mempererat silaturahmi.
7. Ingin memberikan warna baru pada pertanian di desa saya. Tapi entah apa bentuknya, masih dalam angan-angan saja. Ya, tiada salah mengawalinya dari suatu mimpi, kan? 😀
8. Ingin berkebun strawbery. Ini keinginan sudah lama, namun belum juga teralisasi. Semoga saja dalam waktu dekat bisa teralisasi.
9. Semoga Allah memberi kekuatan atas amanah yang sedang dijalankan bersama para sahabat yaitu dari program Indahnya Berbagi. Harapanya, semoga program ini akan terus berjalan dengan lancar, sehingga bisa memberi manfaat untuk semua.
10. Untuk masalah jodoh, insya Allah sudah mulai bertahap mulai direncanakan. Kalaupun belum ketemu siapanya, namun tahap-tahap lain mulai dipersiapkan, seperti dengan lebih rajin menabung dan semoga selalu diberi jalan kemudahan dalam mencari rizki-Nya.
11. Yang terpenting adalah, semoga saja tahun ini lebih baik dari tahun kemarin. Allahumma aamiin.

Sebelas hal yang tak ingin diulangi karena buruknya dan yang paling berkesan karena baiknya di tahun 1432 H

1. Menunda-nunda waktu shalat. Ini yang terkadang masih sering dilakukan. Pokoknya tahun ini pengin shalat tepat pada waktunya.

2. Jika saja terlambat, mungkin saya akan menyesali diri saya sendiri sampai saat ini. Alhamdulillah saat itu Allah masih mengizinkan saya untuk menemui Adik untuk terakhir kalinya. Padahal perjalanan menuju Rumah sakit, banyak sekali rintangan. Mulai dari longsornya jalan raya, hingga jadwal pemberangkatan kereta dari Tegal ke Semarang yang tertunda sampai berjam-jam. Alhamdulillah masih bisa menyapa adik untuk yang terakhir kalinya, karena beberapa jam setelah saya datang, adik berpulang ke rahmatullah.

Inilah jalan Pantura yang longsor, yang menghambat perjalanan saya ke Semarang

3. Yang tak kan terlupa tentu saja kebahagiaan saat kami meninggalkan RS. Margono, ketika adik mendapat perawatan untuk pertama kalinya. Waktu itu keadaan sudah membaik, sehingga diputuskan dibawa pulang, ternyata setelah beberapa bulan di rumah, kambuh lagi dan dibawa lagi ke RS Margono, malahan lebih parah, karena harus dirujuk ke RS. Kariyadi, Semarang.

Saat pulang dari RS. Margono-PWT

4. Pokoknya di tahun 1432 H, saat-saat terakhir bersama adik, itulah yang paling berkesan, suka dukanya tak kan pernah terlupa, dari tawa hingga air mata.

5. Alhamdulillah, 1432 H pun, masih bisa bertemu dengan para sahabat seperjuangan sewaktu SMA. Seperti biasa, momen ramadhan pasti dipilih sebagai waktu yang tepat.

Temu kangen bertajuk Bukber

6. Ada satu hal yang bisa saja membuat saya down, ini pada saat saya harus kehilangan adik perempuan saya satu-satunya. Tapi tiada gunanya untuk larut dalam kedukaan, karena hidup terus berjalan. Berusaha untuk sabar dan ihlas dengan semua yang terjadi, karena ini adalah yang terbaik dari Allah SWT.

7. Begitupun dengan suatu masalah-masalah ataupun ujian-ujian hidup lainnya. Larut terlalu lama di dalamnya justru akan memperburuk keadaan. Setiap cobaan pasti mengandung hikmah. Ujian diberikan oleh Allah agar saya bisa tahu sejauh mana tingkat kesabaran saya, kehilangan juga bisa dijadikan tolak ukur sudah sejauh mana tentang keikhlasan saya.

8. Ramadhan & Idul Fitri 1432 H, mengajarkan kepada saya tentang arti pentingnya sebuah perbedaan, bahwa perbedaan itu telah memberikan kekayaan warna dalam  kehidupan ini. Saya yang tinggal dalam suatu masyarakat yang memiliki keyakinan yang berbeda (bukan non muslim maksudnya), telah menunjukkan bahwa perbedaan itu ternyata begitu indah. Idul Fitri 1432 H yang ternyata jatuh pada hari yang berbeda antara satu golongan dengan golongan yang lain, bisa kami terima dengan wajar-wajar saja. Sehingga kami yang tinggal bersama dan hanya menempati satu masjid pun, tetap bisa hidup rukun berdampingan. Satu masjid digunakan untuk 2 kali shalat Idul Fitri, bahkan saling membantu.

9. Untuk kesehatan, gara-gara sering telat makan saya jadi terkena magh. Mudah-mudahan sekarang bisa lebih teratur dalam waktu makan.

10. Tidak akan membiarkan TV menyala sampai subuh hari 😀

11. Menunda-nunda sehingga menumpuk-numpuk pekerjaan. Ini yang masih sering terjadi di tahun lalu dan harus segera saya tinggalkan.

Alhamdulillah, akhirnya dengan ini, saya beserta keluarga mengucapkan “Selamat Tahun Baru, 1 Muharam 1433 H, semoga bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Aamiin”

Tulisan ini saya ikutsertakan di acara Gurindam Muharam Plus 33 yang diselenggarakan oleh Yunda Hamasah dan Lyliana Thia

Tags: Gurindam, Gurindam Muharam, Gurindam Muharam dalam 33