Surat Untuk Pak Jenderal

Lamunanku tersentak saat bapak masuk ke dalam kamarku. Kamar yang tidak luas dan hanya bercahayakan sebatang lilin.

“Sedang apa kamu le, ko belum tidur? Itu kertas juga berantakan seperti itu, kamu kenapa to, le?”

“Eh, Bapak. Nda kenapa-kenapa kok Pak. Itu aku habis nulis surat saja.”

“Surat apa le?”

“Surat yang isinya tentang keadaan negeri ini pak. Aku merasa kita masih menjadi orang yang terjajah Pak. Padahal kita hidup di wilayah yang kaya akan sumber alam. Tapi kita tidak bisa menikmatinya. Kita hanya dijadikan kail dan pancing oleh orang-orang di luar sana. Mereka yang menikmati hasilnya, sedangkan kita hanya kebagian susahnya saja.”

“Lho, terus ini surat mau kamu sampaikan kepada siapa? Kepada Presiden? Atau kepada Anggota Dewan? Ada-ada saja kamu le. Kita ini siapa? Kita ini hanya rakyat kecil. Mana mungkin mereka akan menanggapi surat dari orang kecil semacam kita.”

“Makanya itu Pak, aku nulis surat ini bukan untuk mereka, tapi surat ini aku tulis untuk Bapak Jenderal Besar Kita.”

“Jenderal Besar? Maksud kamu apa le?”

“Bapak baca sendiri saja itu suratnya biar lebih paham”

Bapak kemudian melangkah mengambil lembaran surat yang aku tulis.

 “Assalamu’alaikum Wr Wb.

Salam hormat saya pak Jenderal,

Teriring salam dan do’a saya semoga Pak Jenderal selalu dalam naungan Allah SWT. Sebelumnya saya menghaturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, karena telah mengganggu ketenangan Pak Jenderal dalam beristirahat. Namun terpaksa saya lakukan, karena tidak tahu harus kepada siapa lagi saya menemukan orang-orang yang benar-benar dipercaya di negeri ini.

Pak Jenderal yang terhormat,

Sebentar lagi, enam puluh enam tahun sudah bangsa kita akan memproklamirkan diri sebagai bangsa yang merdeka dari belenggu penjajahan. Namun dalam masa rentang selama itu, justru bangsa ini seperti telah kehilangan jati diri sebagai bangsa yang benar-benar merdeka.

Pancasila yang menjadi lambang kejayaan bangsa kita ini, seolah-olah telah hilang nilai-nilai luhurnya. Keluhuran dari kelima sila yang ada kini mulai luntur karena keegoisan semata.

Dimana manusia yang katanya ber-Ketuhanan yang Maha Esa, kalau telah hilang toleransi dalam beragamanya. Dimana manusia yang ber-Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, kalau masih saja membeda-bedakankan hak dan kewajiban azazinya. Dimana manusia yang menjunjung tinggi Persatuan Indonesia, kalau masih saja terjadi pertikaian antar golongan karena hanya alasan yang sepele. Dimana bangsa Indonesia yang menjunjung Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dalam Permusyawarata/Perwakilan, kalau saja hasil suatu musyawarah hanya mementingkan golongannya sendiri, bukan untuk kepentingan rakyat. Dan dimana bangsa yang menjunjung Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kalau masih saja ada orang yang menderita kelaparan di negeri ini dan hukum juga nyatanya lebih tajam untuk rakyat kecil.

Pak Jenderal yang terhormat,

Bumi Indonesia akhir-akhir ini juga sering dilanda bencana alam. Banjir, longsor, gunung meletus, kerap menghantui para penduduk negeri ini. Mungkin Tuhan sedang murka dengan negeri ini Pak Jenderal. Di tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab, hutan dibabat habis tanpa meperhitungkan resiko yang akan terjadi nantinya. Mungkin mereka tidak sadar, bahwa dulu hutan sangat bermanfaat bagi perjuangan Pak Jenderal. Dengan hutan, Pak Jenderal bisa bersembunyi untuk mengatur strategi gerilya yang Pak Jenderal jalankan. Tapi sekarang mereka tak menghiraukan yang semacam itu. Mereka hanya menuruti nafsu mereka sendiri.

Pak Jenderal,

Sungguh saya begitu salut atas pengabdian Pak Jenderal untuk negeri ini. Dalam sakitpun pak Jenderal tiada hentinya terus berjuang untuk kemerdekaan negeri ini. Dengan ditandu kesana-kemari masuk keluar hutan. Harusnya sekarang mereka malu kepada pak Jenderal. Mereka para koruptor negeri ini, begitu kedoknya terbongkar karena melakukan tindakan KKN, mereka pura-pura jatuh sakit agar terlepas dari pemeriksaan. Bahkan bisa seenaknya berobat ke luar negeri. Aah, sungguh mereka tak tahu malu hidup di negeri yang telah Pak Jenderal perjuangkan.

Apakah saya masih pantas pak Jenderal? Apakah saya masih pantas hidup di negeri yang telah Pak Jenderal perjuangkan? Apakah Pak Jenderal masih memperkenankan saya untuk tinggal di negeri Pak Jenderal ini?

Mungkin jika Pak Jenderal bisa menyaksikan sendiri apa sebenarnya yang terjadi di negeri ini sekarang, Pak Jenderal pasti tidak rela atas apa yang terjadi di negeri ini. Mungkin Pak Jenderal akan marah sejadi-jadinya melihat tingkah polah kami dalam usaha meneruskan perjuangan Pak Jenderal. Sungguh itulah yang sedang terjadi di negeri Pak Jenderal. Masih banyak lagi sebenarnya kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di negeri ini.

Namun Pak Jenderal, dibalik itu semua, saya masih bersyukur karena masih ada orang-orang yang tetap berusaha untuk membangun bangsa ini agar lebih baik lagi. Oleh karenanya, saya mohon doa restu pak Jenderal, agar kami bisa meneruskan perjuangan mulia Pak Jenderal. Saya tidak rela bangsa ini dihuni oleh orang-orang yang hanya menginginkan kepentingan dirinya ataupun golongannya sendiri. Saya tidak rela bangsa ini digerogoti kekuatan pondasinya. Restui kami untuk meneruskan perjuanganmu Pak Jenderal. Enam puluh enam tahun Indonesia merdeka, kini sudah saatnya untuk berada pada jalur “Merdeka” yang sesungguhnya.

Saya yakin, selagi Burung Garuda masih dengan gagah mengepakkan sayapnya, dan selagi semboyan Bhinneka Tunggal Ika masih erat dalam cengkraman sang Garuda, Indonesia akan mampu menjadi bangsa yang besar dan benar-benar “Merdeka”.

Pak Jenderal yang saya hormati,

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga Pak Jenderal memaklumi. Merdekaaa…..!!!

 Hormat saya,

 Bapak terdiam sejenak sambil memejamkan mata.

“Benar apa yang kamu tulis le, bangsa kita telah kehilangan jati dirinya. Namun kini sudah bukan saatnya untuk saling menyalahkan le. Akan lebih baik jika kita merenung kepada apa yang seharusnya kita perbuat untuk mengatasi masalah ini.  Sudahlah le, sekarang kamu tidur saja dulu. Mudah-mudahan surat ini besok sudah terkirim kepada Pak Jenderal.”

Aku pun kemudian berusaha untuk memejamkan mata untuk damai dalam peraduanku. Sebelum aku terlelap, ku lihat langkah bapak menuju pada sebuah gambar yang terpasang di dinding gubuk tua ini. Ya, dialah gambar sang Jenderal Besar bangsa ini, Panglima Besar Jenderal Sudirman. Bapak menatap tajam Pak Jenderal, seraya memberi hormat kepada Beliau.

Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Cermin Blogger Bakti Pertiwi yang diselenggarakan oleh Trio Nia, Lidya, Abdul Cholik.

Sponsored By :

Gambar Pak Jenderal: dari Google

135 comments

  1. Suratnya menyentuh sekali. Merdeka yg sesungguhnya, itulah yg hrs kita perjuangkan 🙂

    1. semoga sampai pada pak Jenderalnya ya? hihih
      betul sekali, Indonesia harus benar2 sampai pada Merdeka yang sesungguhnya

  2. Hmm Mantap, surat yang syarat makna dan menggambarkan keadaan negeri kita…
    selamat mas, cerminnya bagus, semoga berjaya di kontes ini 🙂

    1. smoga indonesia makin lebih baik ke depannya bu… 😀

      sama-sama bu, ditunggu juga cerminnya ibu.. 😀

  3. Satu kata “AMAZING” Speechless aku bacanya 😥

    1. smoga bisa membuat perubahan buat negara ini ya mba, kasiah pak Dirman.. 😦

  4. buseeeeeeeeeetttt.. kunjungan pertama langsung mbaca tulisan untuk kontes!
    hmmm…. ikutan nggak ya?

    *met puasa ya Mab!

    1. hahaha,, kenapa bun???
      ikut lah ya,,, masa ga ikut, katanya cinta tanah air,, hihih

      met puasa juga bunda..

  5. wuih sudah daftar nih dan langsung buat surat,,

    Semoga surat ini terbaca oleh salah satu aparatur negara,,semoga negara yang kaya ini bisa memakmurkan rakyatnya,,,

    baguss sekali suratnya Mas,,,

    1. heheh,, mumpung masih inget mas, takutnya lupa ntar.. 😀

      hohoh,, ada ga yah yg baca surat ini ntar… 😀
      semoga mas, Indonesia akan merdeka yang sesungguhnya..

  6. Terima kasih sudah berpartisipasi dalam Blogger Bakti Pertiwi

    1. trimakasih kembali bu.. 😀

  7. Usup Supriyadi · · Reply

    bagus.

    1. makasih kang.. 😀

  8. Wuiiihh… surat yg sangat berkesan. Semoga menang ya Mab, aku msh nyari pangsit, ga ada yg jual bulan puasa ginih hehe… Gudlak yaa 😉

    1. hihihi,,, nyari pangsitnya kalau sudah magrib bun.. 😀

      makasih bun, ditunggu cerminnya bunda juga.. 😀

  9. baru tahu ada kontes ini…hehehehe…keren bro….semoga sukses di kontes nya….*ikutan ga yah???*

    1. ayo ikutan pak, semarakkan dunia blog dengan nuansa nasionalisme.. 😀

      aamiin, makasih pak

  10. Terimakasih atas partisipasinya di kontes CBBP
    Artikel sudah dicatat sebagai peserta……
    Salam hangat dari Jakarta…..

    1. trimakasih bu..

      salaam saya dari Sirampog

  11. wahh..
    Dateng² langsung disuguhin artikel yang menarik gini.
    Speechless banget Mas aku bacanya…

    Sekalian mau minta maaf ah mumpung lagi bulan Ramadhan. Semoga lancar ya menjalankan ibadah puasanya.
    Hehehehe…

    1. hehehe,, santai aja bro,,,
      semoga membawa manfaat untuk kita bisa berbuat lebih baik untuk negeri ini bro..
      sama-sama, selamat menunaikan ibadah puasa juga..

  12. sayyidahali · · Reply

    saya kira beneran tuk pak jendral..nice..semoga bisa terpilih yg terbaik..

    1. kalau beneran saya malah bingung bu mau nulis untuk jenderal siapa?? hehehe

      aamiin, makasih bu

  13. surat yang bagus sob…insya Allah keadilan akan segera berpihak kepada kita…sabar ya 🙂

    salam kenal dari blogger banyuwangi

    1. aamiin, semoga Allah segera mengabulkan doa2 warga Indonesia…

      salam kenal juga mas, makasih atas kunjungannya

  14. Pas Ramadhan pas juga dengan yang diatas… Gimana pak Jenderal?? #semoga sukses

    1. baik2 saja…
      aamiiin..

  15. Hidup Indonesia

    Saya juga baru ikutan bro 🙂

    1. go Indonesia goo

      siiip mas.. 😀

  16. waaah…udah ndaftar ya mas…gesit amat hehehe. Semoga sukses ya 🙂

    1. hehehe,
      mumpung masih anget2 bun,, ntar malah lupa.. 😀

      aamiin, sama-sama bun, smoga sukses untk kita semua

  17. Kreatif dan imajinatif bener nih tulisan. Mantep!

    1. makasih pak apresiasinya…
      semoga bisa mengambil hikmah dari perjuangan Pak Dirman.. 😀

  18. Wow.. Keren banget posting ini.
    Saya gak bisa ngmng apa2 🙂
    Semoga menang kontesnya 🙂

    Salam,

    Danu Akbar

    1. jangan ngomong mas, nulis aja…. 😀

      salaam

  19. selamat ibadah puasa jg mas. gud lak kompetisinya. 🙂

    1. aamiiin, makasih mas.

  20. cool 🙂 sukses mas kontesnya..

    1. Hoott,, 😀
      makasih mas..

  21. semoga jenderal besar kita tidak menangis di alam Baqa sana melihat begitu terpuruknya moral bangsa yang dulu dengan gigih diperjuangkannya…

    1. mudah2an bu,,, Beliau tulus ko memperjuangan tanah air Indonesia

  22. Surat yang penuh imajinatif dan menyentuh hati utk melakukan refleksi atas yang terjadi di negeri ini …saya doakan semoga menang dalam Kontes Unggulan Cermin Blogger Bakti Pertiwi …..

    1. begitulah pak, semoga kta tidak melupakan perjuangan para pahlawan kita…

      aamiin, makasih pak

  23. Asyik ceritane!!

    1. apalagi kalau mbah jiwo yg cerita.. 😀

  24. Semoga berhasil, Jendral! 😀

    1. mudah2an mas.. 😀
      ayo terus berjuang untuk kejayaan negeri ini

  25. rasanya Pak Jendral akan sedih melihat hasil perjuangannya nggak dimanfaatkan secara maksimal yah… ahya, tapi kita harus optimis… kita pasti bisa! amin!
    Semoga menang yah Mab… keren euy!

    1. mudah2an sih ga sedih ya bu, karena Beliau ihlas mmperjuangkan negeri ini.. 😀
      harus optimis, Indonesia pasti akan benar-benar Merdeka

      aamiin, makasih bu,, 😀

  26. weits.. udh posting aja.. *masih cari ide*

    1. mumpung masih seger bu & msih inget.. 😀
      ayoo buruaan..

  27. Agung Rangga · · Reply

    oh pancasila, apa kabarmu~ 😥

    1. baik-baik saja.. 😀

  28. Wah.. udah ikutan ya… Mesti buru2 nyari pangsit nih 😆
    Semoga sukses pada perhelatan kontes unggulan ini ya… 🙂

    1. lagi pada puasa, jadi pangsitnya adanya kalau malem kak.. 😀
      sama-sama kak, smoga sukses juga…

  29. Mantap bgt postingannya, myelaraskan kondisi dalam sebuah alur ceritra yang menarik untuk disimak dan dipahami. Salam!

    1. makasih paakk,,
      semoga kta tidak lupa akan perjuangan Pak Dirman…
      salaam

  30. pak jedral kau sungguh luarbiasa…
    Pak pak korupsi sungguh kau mementingkan diri/golongan sendiri….malu borokokok..hehee
    Merdeka……..!! Indonesia…………….

    1. buang ke laut aja ya para koruptor itu… 😀

      Merdekaaa!!!

  31. lanjutkan perjuangan pak Jenderal… hem dipikir-pikir yang bikin rusak ngeri ini wong-wong yang otake pinter tapi keblinger kang.. didoakan saja deh mereka lekas tobat

    1. mari kang lanjutkan…
      betul itu, skarang orang2nya pinter tpi keblinger….
      smoga aja kang segera diberi hidayah.. 😀

  32. semoga saja kita semua mampu dan mau utk tetap melanjutkan perjuangan Jenderal Besar Panglima Soedirman .
    paling tidak dlm memaknai kehidupan kita sehari2 ya Ruri

    Semoga beruntung diacara ini
    salam

    1. betul sekali bunda, dimulai dari hal sekecil apapun yang penting untuk kemajuan bangsa ini….

      aamiin, mudah2an bunda, makasih
      salaam

  33. jarwadi · · Reply

    eh, kalau berobat ke luar negeri itu nasionalis engga, meski mereka beralasan pelayanan kesehatan di negara tetangga lebih baik, eh iya bener 2 minggu lagi bangsa kita ultah yang ke 66 tahun. m e r d e k a

    1. nasionalis tidak diukur dari berobat ke luar negeri atau nggaknya,,
      ya karena alasan pelayanan, jadi malahan buat introspeksi buat bangsa ini agar bisa lebih baik lagi dalam pelayanan kesehatan..

      Merdekaaa

  34. berjuang dan melanjutkan cita-cita perjuangan sang jenderal dengan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif… 🙂

    *semoga menang, mas.. 🙂

    1. betul pak, sekecil apapun untuk kemajuan bangsa ini..

      aamiin, makasih pak,
      merdekaa

  35. Saya cuma pake Mobil dan Motor dari luar negeri lho mas.. heheheh
    nggak termasuk berkhianat kan ya?

    #Kunjungan pertama mas.. keren…

    1. hehehe,,, nggak itu mah,
      yg penting ga melupakan Pak Dirman.. 😀

      makasih mas, smoga berkenan

  36. udah dapet alamatnya pak jenderal belum mas brur?? kalo belum kirim ke Palembang dulu aja, hehe 😀

    sukses yaa kontesnya, sebentar lagi dhe nyusul, nyari wangsit dulu ini.. hahahhaha

    1. hahah,, nah ntu dia, ni masih lagi mikir dan nyari alamatnya pak jendearl itu dimana yah?
      browsing juga ga nemu2.. hhehehe
      ya deh, saya kirim ke palembang dulu aja.. 😀
      aamiin, sukse juga buat Dhe, ayo buruan.. 😀

  37. Terimakasih Mas, artikelnya sudah lengkap…siap untuk dinilai oleh dewan juri….

    Merdeka!!

    1. makasih bu….
      *sambil berdoa smoga nyangkol sama panitia… 😀

  38. bukannya di negeri ini para jendera (mantan/purnawirawan) sudah banyak yg jadi pejabat pemerintah, bahkan presiden 😀

    1. iyaaa,,,
      tpi beluum ada jenderal yg sehebat pak Dirman. 😀

  39. ejawantahblog · · Reply

    Semoga dara itu tetap merah wqarnanya Jendral, seperti darah rakyatmu !
    Merdeka !

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah’s Blog

  40. ejawantahblog · · Reply

    Semoga darah itu tetap merah wqarnanya Jendral, seperti darah rakyatmu !
    Merdeka !

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah’s Blog

    1. merdekaaa paak….

      salam sukses untuk kita semua…:D

  41. Kira-kira Pak Jendral baca ga ya? 🙄

    1. saya juga ga tahu,,,hehehe
      kalau baca mungkin kita pada kabuurrr…;))

  42. Pak jendral lagi sibuk melulu ahir2 ini …
    kirim lewat sms aja mas ruri….
    hahahaha….

    1. hahahah,,,
      bisa minta no hp-nya??
      😀

  43. wew .. smoga pak jenderal bisa baca mas, semoga jenderal tidak tidur terlalu lama.. kasihan rakyat sudah lelah menunggu perubahan yang selalu dijanjikan..

    salam 🙂

    1. kalau baca beneran tpjangan pada takut ya uni…:D

      salaam

  44. terroRIEZ · · Reply

    Pak jenderal telah tiada tapi sepatutnya semangat perjuangannya terus membara…bukan semangat mencari harta semata,tapi kesejahteraan seluruh bagsa

    1. siaaappp jenderal….
      lanjutkaan,,Merdekaa!!!!

  45. mas… saya ijin masukin blognya ke blog yang saya follow ya? soalnya saya bingung kemaren gimana caranya follow blog yang bukan blogspot… sekarang sudah tahu…nyiahahahaha…

    masih nubie sih….

    1. huwehhehehhe,, silakan aja mba…
      saya juga ga tau follow2an,,,heheheh

      smoga berkenan:D

  46. bagus bagus….
    semoga menang Brur..

    kupikir td mau nulis “Darah itu MErah Jenderal” 😀
    he3x..

    kreatif kreatif…
    :-bd

    terus berkarya Sob !

    1. hahahah,,,
      ga kepikiran samakalimat itu mas,, mungkin kalau kepikiran saya masukin kalimat itu…hihihi

      aamiin, makasih mas..:D

  47. makasih ya Nak,…semangatmumu telah kusampaikan lewat angin yang bertiup,..! Pak Jendral pasti akan meresponnya kelak jikalau Ia sudah pensiun dini eheheheheh,…becanda Mas,..salam Indonesia!

    1. heheheh,,,
      smoga pak jenderal merestuai perjuangan kita sekarang ini bu..

      salaam,merdekaaa

  48. Jendral Sudirman, di tempatku pacitan sana ada moseumnya yang sekarang jadi polemik karena akan dijual pihak keluarga.

    1. weww,,,, ko bisa seperti itu?
      warisan perjuangan, harusnya pemerintah atau masyarakat harus mempertahankannya

  49. Semoga Pak jendral bisa membaca dan merasakan surat ini..
    heheheh..
    bagus ms..

    1. kalau membaca kita malahan takut dong mba,,,, hehehe

      smoga perjuangan Beliau bisa kita teruskan

  50. generasi pengganti harus lebih baik, generasi muda harus bisa menerapkan nilai-nilai keluhuran pancasila

    1. seharusnya seperti itu,,
      tapiii……

  51. kalo nanti suratnya dibalas Sang Jenderal,…jangan lupa di posting ya? :O

    1. hahahahaa,,,, yg ada malah pada lari buuu.. 😀

  52. sipppp mantab gan i like it inilah yang pantas ditiru perjuangan yang sangat berjuang dan sederhana

    1. siaaapp,,,
      pak Dirman tiada duanya.. 😀

  53. Membaca surat untuk Pak Jenderal, duh… sungguh terasa betapa dahulu perjuangan yang ikhlas demi kehidupan bersama yang lebih baik. Namun, sekarang? Aku taku takut jika perjuangan yang ikhlas telah menjadi hal yang langka. Sungguh, aku takut….

    1. bgitulah pak, skarang itu orangnya menguras apa yang ada di Indonesia, tapi ga mau memberikan apa2 untuk Indonesia

  54. iyaa ya kita negeri yang merdeka secara harfiah 😦 semoga ada jenderal yang baca nih 😀

    1. jenderal siapa yang mau baca surat ini yah?? 😀

  55. Sahabatku, semangat selalu
    Menulis dengan hati 🙂

    1. siaaapp mas….. 😀

  56. Hhmm..
    Tadi saya kira untuk Jenderal Soeharto 😀

    1. hahahaha,,,, saya tidak ada urusan sama pak Harto bu,, ;))

  57. Surat yang mantab untuk Pak jenderal Sudirman.. Semoga sukses ya Mas..

    1. smoga pak jenderal tidak terusik dengan surat ini ya mas.. 😀

      makasih mas.. 😀

  58. kereeen.
    suratnya sangat menyentuh. miris memikirkan kondisi negeri ini.
    postingan ini juga bikin surprise, tak sangka jenderal besarnya ternyata jndral sudirman. nice!

    1. ga tau harus bagaimana lagi pak melihat keadaan negeri ini…

      hehehe,,,
      jenderal mana lagi pak yang lebih berwibawa selain pak Dirman

  59. […] Punya Cerita… Surat Untuk Pak Jenderal 2 hari yang […]

  60. perjuangan jaman Pak Jenderal adalah perjuangan yang dilandasi jihad dan cinta tanah air, sehingga apapun akan dilakukan untuk membebaskan bangsa ini dari cengkeraman penjajah.
    Dijaman kini bangsa ini tidak hanya dijajah bangsa asing, tapi bangsa sendiri juga ikut menjajah dengan melupakan segala bentuk amanah yang ada dipundaknya, bahkan melukai nurani rakyat.
    Tapi saya juga setuju masih banyak para jenderal dan orang-orang yng beruapa berjiwa seperi Jenderal Sudirman untuk kebangkitan negeri ini, Semoga

    1. betul sekali pak,
      rasa optimis harus tetap selalu ada untuk kejayaan negeri ini.
      semoga akan segera terwujud, aamiin

  61. Saya malah malu tinggal di negri Pak Jendral yang sempat mengorbankan banyak pasukan. Puluhan tahun ko’ kita masih begini ya? Ngga seperti negri jiran 😦

    1. jangan malu pak asalakan mau melanjutkan perjuangan beliau

  62. rawe-rawe rantas malang-malang putung, not ask what the country can do for you, ask what you can do for your country… (j.f.kennedy) 😀

    1. kalimat john f kennedy memang luar biasaaa,,,, 😀

  63. untuk itu yuk kita isi kemerdekaan ini dengan sebaik – baiknya. dengan segala pengabdian yang bisa kita lakukan semaksimal mungkin. Semoga bangsa ini tambah makmur dan sentosa.

    1. aamiin,,,
      selagi ada usaha untuk bisa lebih baik, insya Allah bisaa…

  64. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Kita bangsa yang “besar” apanya ya, Mab?

    Sukses CBBP, nya ya… 😀

    1. berani menghargai berapa bu? hihihih

      sukses juga buat ibu 😀

  65. Meskipun tak bisa berbuat banyak setidaknya kita bisa menjaga, menghargai apa yang sudah diberikan oleh pejuang kita untuk kita.
    Sukses untuk CBBP nya….

    1. betul,,,
      teruskan perjuangan para pahlawan…
      sukses juga buat ibu

  66. suratnya dengan backsoudnya oke banget… aku sampe ikutan nyanyi…

    1. hehehe,,,,
      bagus bu suaranya… 😀

  67. wiih…tulisan keren lagi nii… dua jempol deh! semoga sukses ya..

    1. hahah,, mba mechta bisa aja,,,
      makasih mba. 😀

  68. membaca surat dengan perasaan membara dan hampir nangis… Ya ampun, Indonesia.. 😦
    tapi, suratmu ini, keyeeeeeeeeennn….
    sukses mas… 🙂

    1. cep cep cep,,, *ngasih tisu… 😀

      makasih bu.. 😀

  69. nice post sob, merdekaaaa!!!!

Leave a reply to Lyliana Thia Cancel reply