saat mendayung bersama
ku yakinkan bahwa aku akan selalu menjadi nahkodamu,
gurat cahaya penuh yakin saat kau dengar itu
kita pun berlayar dengan perahu itu
bersama mengarungi luasnya samudra,
menerjang terjalnya gelombang,
namun ditengah-tengah, perahu kita keliatan mulai bocor,
kaupun kelihatan begitu takut dan gelisah,
sedang aku tetap meyakinkan, perahu kita tidak akan tenggelam,
sampailah pada tepian untuk berlabuh, dan memperbaiki perahu kita,
ku pandangi dirimu yang begitu gelisah,
setiap sinaran mata yang kau pancarkan, aku pahami artinya,
Kau begitu gelisah,
jenuh, dan bosan menunggu sampai perahu bisa berlayar lagi,
aku tetap meyakinkanmu, “Perahu kita pasti akan bisa berlayar lagi”
kau tetap saja ragu dengan itu,
rasa takutpun sudah merasukĀ jika harus berlayar denganku lagi,
keraguan dan ketakutanmu sudah mengakar ke dalam hati
hingga kaupun enggan menunggu sampai perahu kita kembali berlayar,
dari tepian, ku pandangi kau yang kian pergi jauh meninggalkanku dengan perahu itu,
berjalan menyusuri tepi untuk mencari perahu lain
yang bisa mengantarkan sampai ke dermaga pelabuhan
hingga akhirnya ada nahkoda yang melihat dan menghampiri
kau pun ikut dengan nahkoda itu dan berharap bisa berlayar sampai ke dermaga
aku masih tertegun di tepian menyaksikan sosok yang telah hilang,
ditelan ombak berlayar dengan perahu lain,
sambil memperbaiki perahuku yang bocor,
harapku masih ada,
suatu ketika kau datang menghampiriku di tepian dan berkata:
“Aku siap berlayar denganmu lagi”
entahlah,,,,,,,,
harapan hanya sebatas harapan
denganmu ataupun tanpamu, aku akan terus tetap berlayar….
Hanya Tuhan yang tahu….
jadi terharu baca nya,,, kata-kata yang bgus..
makasih,,,,,,, lg belajar bikin puisi critanya ni bang…hehehe