Telaga Ranjeng

Sahabat semua,

Kali ini masih bercerita tentang potensi-potensi yang ada di wilayah Brebes. Pada cerita terdahulu, saya telah menceritakan sedikit tentang perkebunan teh Kaligua. Area perkebunan yang juga menjadi objek wisata tersebut, memiliki beberapa wahana dan penunjang yang menambah keindahan perkebunan teh Kaligua, yaitu sebuah telaga yang bernama Telaga Ranjeng.

Telaga ini memiliki cerita mistis yang sangat dipercaya oleh masyarakat sekitar. Ada suatu hal yang langka dari telaga ini, yaitu bahwa telaga ini dihuni oleh ribuan ikan lele. Ya, telaga ini bukanlah tempat penakaran lele ataupun sebuah kolam yang sengaja dibuat untuk peternakan ikan lele yang seperti Bli Budi sedang lakukan di sana. Tapi ikan-ikan lele di telaga ini, berkembang biak begitu saja tanpa ada perawatan spesial.

Mistis yang berkembang adalah, bahwa barang siapa yang berani mengambil ikan lele tersebut untuk dibawa pulang, maka bagi yang mengambil tersebut akan mendapatkan suatu musibah.

Telaga Ranjeng, berlokasi di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan. Di Kecamatan Paguyangan, ada tiga objek wisata yang bagus, yakni agrowisata di Desa Pandansari dengan Telaga Ranjeng, pemandian air panas di Cipanas, Desa Kedungoleng, dan Waduk Penjalin di Patuguran, Desa Winduaji. Juga ada satu objek wisata baru yang belum dikenal tapi potensinya sangat bagus, yakni air terjun Wadasplasa.

Telaga Ranjeng yang dibangun tahun 1924, berada di bawah kaki Gunung Slamet dan merupakan bagian dari kawasan cagar alam milik Perhutani Pekalongan Timur. Cagar alam tersebut memiliki luas empat puluh delapan setengah hektar terdiri dari hutan damar dan pinus yang mengelilingi telaga, yang sebelumnya merupakan tempat mandi para tokoh kerajaan di Jawa.

Daya tarik dari Telaga Ranjeng adalah udara pegunungan yang sejuk, hutan lindung, cagar alam, serta terdapat beribu-ribu ikan lele yang jinak dan dianggap keramat, yang dianggap sebagai penghuni telaga.

Konon ikan lele penunggu Telaga Ranjeng yang memiliki kedalaman tiga meter, hanya bisa diajak bermain -main dan tidak diperkenan kan diambil meski hanya satu ekor.

Penunggu telaga menceritakan pernah ada seorang wisatawan yang mencoba mengambilnya namun sampai di rumah orang tersebut kemudian sakit-sakitan baru sembuh setelah mengembalikan ikan lele ke Telaga Ranjeng.

Benar atau tidaknya cerita tersebut, yang pasti bisa membuat telaga Ranjeng dan ikan-ikan lele tersebut tetap terjaga kelestariannya, tanpa mengalami gangguan keseimbangan oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Telaga Ranjeng merupakan aset wisata yang memiliki daya tarik tersendiri namun sayang pemerintah setempat terkesan kurang memperhatikan tempat tersebut.

Begitulah sedikit cerita tentang Telaga Ranjeng. Dan bagaimana sih rupanya ikan-ikan lele yang menghuni telaga tersebut? Berikut ada video yang bisa disaksikan untuk mengetahui lele-lele penghuni telaga ranjeng.

Referensi: Wikipedia, youtube

104 comments

  1. bacanya jadi sdkit ngeri mas dtmbh fotonya.
    memang trlihat sdkt sepam.
    sayang bgt lelenya ga bs diambil.

    1. hihihih,,,
      tpi tenang bu, aman ko telaganya, hehehhe

  2. Haduh Mas, ngelihat fotonya saya jadi pengen ‘kluyuran’ ke sana hehe..
    Cerita cerita seperti itu kadang berdampak bagus pada kelestarian alam ya Mas. Seperti di Alas Purwo, gak ada yang berani menebang pohon..

    1. monggo mas ,, hehehe
      iya mas, asal jangan jadi melupakan Allah saja.,, ehehe

  3. Saya terkesan serem jikalau harus mendatangi tempat wisata apapun yang bersifat mistis, he he he he

    1. hihihih,,,,,
      jangan sendirian kalau ke tempat2 spt itu mba

  4. wah bagus telaganya. terlepas dari benar tidaknya mitos tersebut kita emang harus selalu menjaga kelestarian alam baik flora maupun faunanya. oh ya di sana disediakan perahu motor untuk mengelilingi telaganya nggak mas? Kayak di telaga sarangan disediakan perahu motor.

    1. kelestarian harus kta jaga baik-baik..
      oh tidak mas, ga ada perahu motor di sana, kita cuma keliling aja dari pinggirannya…

  5. Yang saya suka dari blog mas Mabruri,,, Mas Mabruri selalu bersemangat mempromosikan daerahnya.

    1. hihiih,,, jadi malu sama mba’nya… 😀

  6. wah ternyata dengan klenik semacam itu menyebabkan populasi lele aman di rumahnya.
    Brebes, saya belum pernah ke sana

    1. hihihi,,, hebat ternyata orang2 dulu ya pak… 😀
      bolah lah pak sekali kali ke brebes

  7. terroRIEZ · · Reply

    Wah telaga Angker ya mas…suka baget ama tempat2 beginian

    1. hihihi,,, buat semedi ya mas.. 😀

      1. emangnya pendekar mas??seneng wae tempat2 sing mistis2 sensasinya beda… hihihihihi #ketawa ala mbak kunti*

      2. hahah,,, kaya si kunti betah mas kalau berdiam di situ,, hihiih

  8. Telaga Ranjeng masih terlihat alami dan indah.

    1. seperti itulah, semoga saja akan terus terjaga

  9. Walah…. lele… ikan kesukaan saya. 😳

    1. tp itu lelenya ga boleh dimakan… 😀

  10. ya ampuuun..banyak bgt ya ikan lele nya mab.. geli gitu ngelihatnya..dah kayak belut. hehe

    1. heheh,,, yg saya heran juga makannya itu lho bu, apa aja yang dibawa sama pengunjung berupa makanan, pasti dimakan

  11. baguslah ga boleh diambil! kalo boleh, pasti telaganya udah kosong! lele diambilin sama pengunjung! 😛

    1. hehehe,,, bener2, mungkin sudah ga ada sekarang… 😀

  12. ternyata brebes memiliki potensi alam yang bisa dijadikan tempat wisata yah …

    1. banyak pak kalau mau diperhatiin secara serius oleh masyarakat & pemdanya..

  13. cerita2 mistis yang berkembang mudah2an tak menjadikan kita tak menghiraukan adanya kuasa Allah disana ya brur…telaga yang indah sejuk damai tenang…salam saya brur…

    1. aamiin,,, itu sih harus, apapun yg ada, tetep bermuaranya pada Allah SWT..
      ada bagusnya juga ditakut2in ky gitu, jadinya tetep alami..
      salaam

  14. Ooo.. begitu kisahnya… tapi ternyata kisah mistis bisa menjaga kelestarian suatu tempat yah Mas Mabruri 😀

    Mungkin cara ini bisa digunakan utk keperluan lain2nya… spt siapa yg menebang hutan secara liar, pulang kerumah akan kena musibah dahsyat… hehehe… Tapi menebar kisah mistis walaupun tujuannya baik, ini halal atau haram, Mas?

    1. begitu bu ceritanya, benar tidaknya hanya itu yg telah terjadi secara turun temurun,,

      ehmm haram atau halal? mungkin sama saja dengan memelihara anjing untuk menjaga tanaman kali bu hukumnya.. 😀

  15. Wow…cerita mistisnya sudah pernah dibuktikan ya? tapi bagus jg sih ya jadi terjaga telaga ini 😀

    1. katanya sih seperti itu bun,, apa mau membuktiakn lagi bun? hheheh

  16. muheee serem juga ikan lele sampe beribu-ribu begitu :O jadi penasaran kalau saya bawa pulang satu saya sakit juga gg ya 😛 #sompral

    1. hahah,, biar ga penasaran coba aja.. 😀

  17. Apakah disitu rumahnya BUYA PUTIH ya???

    1. hahaha,, ga tau mbah, belum denger kabar adanya buaya putih di situ.. 😀

  18. bintang · · Reply

    yaaaahhhh,
    kalo sama saya kok pideonya kaga bisa kebuka,
    jangan jangaaaaann . . . .
    #ditaboktuyul

    1. hiiiii,, seleeemmmm.. hihih

  19. lele-lelenya jadi terjaga dan ngak habis yah, karena di anggap kramat….

    1. iya pak, bahkan makin banyak aja… 😀

  20. Wah telaga yang indah kang, makasih banyak kang atas ucapan & doanya,,,,,,:)

    1. iya pak, adem ayem tempatnya,,
      sama-sama pak , kewajiban sesama muslim untuk mendoakan. 😀

  21. Asri tempatnya, ada bagusnya dari berkembangnya sebuah mistis mungkin bisa menjaga habitat disekitarnya ya 😀

    1. iya pak, mungkin kalau ga diberi mistis2 kaya gitu, ga mungkin lele2 itu akan berkembang sampai sebanyak itu

  22. Heeee jadi malu nich…nama saya disebut di sana heeee

    1. hehehe,,, ko malu bli.. 😀

  23. ah…tambah lagi catatan ttg tempat wisata yg patut dikunjungi… thx Mab!

    1. hehehe, iya mba, wajib tuh kalau lagi berkunjung ke kaligua..

  24. Usup Supriyadi · · Reply

    saya malah terkesina dengan foto profil facebookmu. hehehe.

    kapan-kapan pengen main deh ke telaga ranjeng… siapa tahu bisa buat banyak puisi dari situ….

    1. jiahahaha,,, lagi berandai2 mas, seandainya saja bisa seperti itu secepatnya.. hihihi

      siipp, pasti bisa menghasilkan berbagai inspirasi

  25. wow, banyak banget ya Lelenya disana. Kalo di jadiin pecel lele, wah bisa jadi orang kaya dadakan nih saya. Hahahaha.

    Sayangnya ga boleh dibawa pulang ya. Hehehe..

    1. hahahaha,,
      berani nanggung resikonya??

  26. Kalau sekarang gimana populasi Lelenya, Mas?

    1. makin banyak mba,, kan ga ada yg ngambilin

  27. lihat foto telaganya indah banget tapi penuh misteri kesannya…

    1. serem ya bu jadinya… 😀

  28. kok lihat tnya agak serem ya 🙂

    1. hihihi,, y gitu bu, apalagi dikelilingi hutan2 gitu… 😀

  29. Jika tak pernah diambil, tentunya semakin banyak, ya.
    Meski ada cerita mistis, namun panoramanya tetap indah dan layak dikunjungi.

    1. iya bu, populasinya jadi terus bertambah,,,
      ya kita liat positifnya aja dari cerita mistis itu…

  30. Biasa deh di negara kita, tempat wisatanya keseringan disertai kisah2 mistis. Dan parahnya banyak yang mempercayainya 😦

    1. maklum mba, keturunan orang2 kerajaan yang menjunjung tinggi kejawenan dulu2nya….. 😀

    2. maklum mba, keturunan orang2 kerajaan yang menjunjung tinggi kejawenan dulu2nya….. 😀

  31. ejawantahblog · · Reply

    Suata tempat wisata yang menjadi ikon suatu daerah. Dan setiap tempat memiliki suatu cerita tesendiri, yang mana hal tersebut merupakan suatu daya tarik tersendiri bagi wiasatawan untuk hadir si tempat tersebut.

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah’s Blog

    1. betul pak, mungkin karena dianggap mistis inilah yg menjadi daya tariknya…

      sukses juga

    2. betul pak, mungkin karena dianggap mistis inilah yg menjadi daya tariknya…

      sukses juga

  32. Assalaamu’alaikum wr.wb, Mabruri…

    Maaf, baru hari ini sempat membalas kunjungan Mabruri. Ternyata sudah banyak informasi wisata menarik di Brebes menjadi hidangan lazat di wadah ilmu Mabruri ini. Sangat bermanfaat bagi orang luar seperti saya untuk memperolehi informasi sebelum memilih lokasi wisata dalam melakukan perjalanan ke sana. Salut ya atas usaha mempromosi Indonesia di blog ini.

    Saya telah menonton you tube lele di atas. Subhanallah, sangat jinak, banyak dan hidup liar tanpa rawatan. Hehehe… ternyata kata-kata azimat orang terdahulu akan musibah yang menimpa sesiapa yang mengambil dari kediamannya, berhasil. Satu usaha berkesan kerana kalau tidak dimaklumkan demikian, saya kira sudah lama Telaga Ranjeng tidak punya ikan lele jinak, lalu generasi kini tidak akan pernah meliatnya lagi dalam keadaan habitat semulajadinya.

    Cuma, jangan dipercayai akan mitos2 sedemikian dibimbangi akan mensyirikkan Allah. Hanya Allah sahaja yang dapat memudharat dan memanfaatkan sesuatu atas manusia.

    Oh ya, tahniah dapat buku dari sahabat saya, Amazzet. Satu keberuntungan diberi penghargaan oleh seorang penulis buku yang sudah banyak menghasilkan bukunya. Semoga Ramadhan akan datang bisa menambah iman dan amal kita. Aamiin. 😀

    Salam mesra dari Sarikei, Sarawak.

    1. ‘Alaikumussalam wr wb…
      sama-sama bunda, tidak mengapa, yang penting kita masih saling mendoaakan. Alhamdulillah kalau tulisan ala kadarnya ini bisa bermanfaat buat yang lainnya, dan inilah memang alam Indonesia yang perlu diketahui dan kemudian wajib untuk disyukuri adanya.

      Mengenai mitos, saya juga mengambil sisi positifnya aja bun, ya seperti yang bunda bilang, mungkin kalau ga ada mitos seperti itu, sepertinya lele-lele yg ada di telaga tersebut sekarang sudah jarang populasinya,,,

      dan betul sekali, kepercayaan harus tertuju pada Allah semata.

      Oh, terimakasih juga bunda apresiasinya, alhamdulillah ini adalah berkah dari Allah yg didapatkan melalui perantara sebuah silaturahim.

      Mudah2an kita bisa menginjakkan nafas kita di Ramadhan ini yang tinggal beberapa minggu lagi ya bun, aamiin

      salaam dari Brebes,

  33. Foto-fotonya kurang banyak Mas.
    Semakin banyak foto bisa bikin makin penasaran untuk berkunjung

    1. takutnya nanti pada ketakutan pak, kan kesannya serem2 gitu,
      satu aja ada yg ngrasa sudah takut… 😀

  34. Budaya mistis memang tak lepas dari sebuah kerajaan di Jawa dan sampai saat ini mistis masih menjadi sesuatu yang membuat penasaran penasaran banyak orang termasuk saya…. 😀

    Kalo bicara masalah lele saya juga memeliharanya dipondok tempat saya mencari ilmu tapi gak lestari karena gak ada mistinya siapa saja boleh ambil …hehe

    1. iya, orang2 kerajaan dulu memang masih percaya terhadap mitos2 yg ada..

      hehehe,,, mungkin kalau di telaga itu ga ada mitos seperti itu, mungkin lelenya juga ga akan sebanyak itu

  35. gunawank · · Reply

    Waduh, ketinggalan terus………ga pernah dapet petromax. !
    Semoga tetap konsisten dengan tema budaya nasionalism-nya.

    1. hehehe,,,dapatnya senter ya pak… 😀

      insya Allah pak, mohon dukungannya aja..

  36. wah itu lele sebanyak itu?
    kapan-kapan mesti main nih
    artikel yang bagus kang.
    kalo nggak kesini, saya belum tentu tau ada telaga begini di brebes.
    taunya bawang merah doang.
    salam kenal

    1. iya pak, lelenya bisa sebanyak itu karena ga ada yang ngambilin buat dimasak.. 😀

      alhamdulillah ahirnya bisa tau lebih jauh ttg brebes ya pak…

      salaam

  37. Aaaw…
    Keren kali tElaganya itu….

    1. mau mandi bareng lele mas? 😀

  38. waduh, banyak bangat lele nya.

    1. enak ya buat digoreng (seandainya boleh… :D)

  39. wah, dapet info lagi nih tentang tempat wisata yang bisa dikunjungi
    oh ya ms, mau ngasih masukan nih
    mungkin bisa disertakan lokasinya, biar mudah kalau ada yng mau berkunjung kesana ms..
    makasih banyak ya ms..

    1. wah, makasih atas apresiasinya mba,,
      jadi bahan koreksi buat ke depannya,,,
      ya insya Allah besok2, tek kasi juga rute lokasinya biar lebih mudah menjelajahnya… hehe
      makasih mba, salam lestari. 😀

  40. Marchei Riendra · · Reply

    Asssiiiiiikkk banget Mas ruri telaganya…

    Tapi kalo lelenya saya takut. Pernah kena patil. sakitnya mak…..

    1. iya, adem pula, sejuk

      saya jg pernah dipatil sama lele yg di telaga itu… hehehe

  41. dicatat deh daerahnya..pengen aku maen kesana…

    smg suatu waktu nanti bs segera wisata kesana…

    1. aamiin,, semoga saja bisa

  42. Wah Brebes ya, kebetulan temenku orang Bumiayu…aku masukin kedalam list walk hehe

    1. wah,, bumiayu??? dah deket tuh kalau dari bumiayu mah.. 😀

  43. kerennnnnn mas…kallo alam paling suka nih..hehee..
    Di tunggu pisan wadasplasa na..hehee

    1. hehehe,,,
      semoga bisa menjelajah ke wadasplasa nanti mas… 😀

  44. aku termasuk gemar makan ikan lele goreng…..jadi berkunjung kelokasi ini bukan pilihanku masbru…heheheh…takut ngiler liat ikan lelenya..

    1. hehehe,,,, nah kalau gitu cukup liatnya dari jauh… 😀

  45. pecel lele termasuk makanan favorite ku je mas…
    klo di malaysia mungkin tempat itu akan sangat dimanfaatkan.

    1. hohoho,,, walaupun ada mistis2nya kaya gitu bang?? tetep berani?? hehehe

  46. Semoga telaga itu tetap terjaga ke3lestariannya selama-lamanya.

    1. aamiin, mudah2an pak

  47. Mas, lagi sedang kampanye kelebihan daerah ya? kmarin soal bawang, sekarang travel, hihihi… bagus deh, saya jadi tau keunggulan daerah, siapa tau nantinya jalan2 dan menyempatkan diri singgah 😀

    1. heheheh,, bisa juga seperti itu pak,,
      yg penting kita bisa menjaganya, karena itu adalah kekayaan alam indonesia.

  48. Mas walah sampean ki ko brebes to tibake…aku kie sering berkunjung kesini tapi malah ra ngeh, abis sampean jenenge kan mabruri sirampog..tak kirain sirampog itu nama marga walah walah..maaf maaf…..petonsi yang patut digali dan diperkenalkan untuk wisata daerah yo mas..eh btw apa arti nama telaga ranjeng..ranjeng nya apa artinya…:)
    thanks for sharing

    1. hehehehehe,,,,,
      ga pa2 bu, dulu juga banyak yg ngira kalau Sirampog itu nama sebuah marga, tpi setelah saya ceritain asal usul Sirampog, jadi pada tahu ahirnya.. heheh

  49. byuh-byuh…komennya wis uakehh rek! Mantab!

    1. ehehehe,,, lagi pada nyari lele tuh mba.. 😀

  50. kalau beneran disana pasti indah bngt pemandangannya

  51. […] Teh Kaligua. Selain bisa menikmati indahnya puncak Gunung Slamet, bercengkrama dengan lele-lele di Telaga Ranjeng, atau berjalan-jalan menyelusuri Gua Jepang, kita juga bisa belajar mengenal akan kekayaan budaya […]

Leave a reply to Mabruri Sirampog Cancel reply